Apakah keluar dan menjauhi masalah berarti lari dari masalah itu?
Apakah kamu masih menempati ruang yang tidak kamu kenali tapi berisi semua hal yang berkaitan denganmu?
Memang tempat ternyaman adalah ruangan milik kita sendiri. Tempat dimana semua hal telah sangat kita kenali dan sangat kita pahami meskipun ruang itu tampak seperti benang yang kusut. Kita bingung harus duduk dimana, meletakkan barang dimana, bersender dimana, leyeh-leyeh dimana. Semua sudah penuh dan rumit, kita bingung tapi kita menikmati setiap kekusutan. Karena apa? Karena kita sudah membiasakan diri. Kita sudah menenangkan diri dengan keyakinan bahwa meskipun di tempat ini penuh dengan kekusutan, tapi di luar sana lebih berantakan.
Kita takut untuk melangkah keluar pintu, bahkan untuk memegang gagang pintu tidak menarik.
Jadi apakah yang ingin aku sampaikan?
Nggak ada sih, nothing special. Cuma pengen nulis asal muasal dari adanya blog ini beserta nama yang ada.
Blog ini adalah bagian dari tugas kuliah ku. Jangan mikir kuliah komunikasi, teknologi dan sebagainya. Tidak mungkin. Minimal isinya yang lebih bermutu gak sin?
Atau mungkin ada yang pernah di bidang ini, trus bilang "pasti di bidang pendidikan, emang gitu". Mirip sih, memang dari dulu tuh di bidang pendidikan sering banget ngadain workshop ke guru guru atau sepantarannya untuk bisa memiliki blog, entah untuk tujuan apapun itu.
Jadi waktu kuliah itu, yang dikumpulin cuma link blog, katanya gak harus terisi apa apa. Maka jadilah blog ini yang kosong, hampa tapi tak berdebu karena masih baru.
Terusssss, seiring berjalannya waktu, dan basically aku mulai semakin rajin nulis jurnal. Banyak hal-hal random di otakku yang muncul berupa kalimat-kalimat panjang yang ingin aku tuangkan jadi sebuah tulisan. Awalnya pengen cuma jadi tulisan di story whatsapp, tapi kepanjangan. Keinget punya blog yang hampir aku abaikan, jadilah ku isi dengan tulisan-tulisan yang, at least, bisa melegakan isi pikiranku. Thanks to me, blog ini ngga jadi pengangguran. Tinggal menunggu dia bisa berpenghasilan sih *ehem
Sudah nih semuanya tumpah di blog ini, eh malah kepikiran mau nulis yang lain lagi. Okelah lanjutin, walaupun cuma baru satu atau dua post.
Aku juga suka nulis puisi (pengen aku post juga), relate sekali dengan aku sebagai anak sastra. But, aku bukan pujangga. Alay banget pujangga tuh, apa apa dijadiin puisi. Tapi aku kok gitu juga kalau di pikir-pikir T.T
Aku bingung, kenapa banyak hal tuh jadi romantis di otak ku? Sering banget tiba-tiba gitu, kalo lagi diem, ingat kejadian di masa lalu. Otakku mengikuti si "tiba tiba" ini nulis kalimat puitis. Kadang geliii, tapi kadang kalau suasana mendukung, seperti mendung, malam, hening, hujan, dingin, sendiri, redup, dan dini hari, semuanya jadi penenang diri yang lagi kalut.
Kadang diksi-diksi tidak biasa yang puitis itu bisa jadi jalan keluar menuju suatu imajinasi tak terbatas untuk sekedar menenangkan diri dari kalutnya kehidupan nyata. Kadang juga, melalui kalimat-kalimat yang isinya kosa kata tidak biasa itu, aku menemukan hal-hal sederhana yang membantu ku untuk bangkit dari sedihnya tempaan realita.
Nah, mulai bahas jalan keluar nih. Ini berhubungan banget sama nama dari blog ini.
Your Way To Go Out, disini berarti aku ingin menjadikan blog ini sebagai salah satu pijakan ku untuk menuju tempat yang luas meski aku beri batas.
Aku ingin bebas, menuju jalan keluar ke suatu tempat, setidaknya bernafas mencari udara segar. Menenangkan pikiranku, meluapkan isi otakku.
Seperti aku punya rumah dengan taman di belakang rumah yang asri, indah dan sederhana. Cukup untuk ku bisa berimajinasi, menuai mimpi-mimpi di siang bolong, merakit harapan-harapan baru lagi dari yang telah lama usai.
Pikiran dari otakku yang random ini kemudian jadi tulisan yang menurutku bisa jadi bahan intropeksi juga, reminder untuk ku di masa depan. Menjadi jejak digital, kalau memang suatu saat aku tinggal. Tapi kalau aku bisa bertahan, siapa tahu bisa jadi kumpulan lembar kertas yang disatukan, memiliki angka untuk halaman-halamannya dan design gambar estetik di bagian terluar dengan judul menggunakan font besar. Semoga, aamiin.
Komentar
Posting Komentar