Is it okay to cut people off? Boleh banget gak sih?
I think boleh. Harusnya boleh banget.
Tapi tidak boleh semena-mena. Disini berarti kita perlu tahu mana yang karena ucapan, tindakan dan perilaku nya tuh bener-bener toxic buat kita.
We deserve to be happy, of course, we are!
But things need some consideration. We can not just cut people off because we hate them or because of what they said. It is more than that, cut people off means that we know when to stop to hurt our feelings because we already find that there is no such a good ending over this relationship or even an interaction.
Ribet gak sih akhirnya? Tidak sih, asalkan kita tahu untuk memilah mana yang baik mana yang ngga. Kita tuh sering banget akhirnya melupakan esensi untuk menemukan hikmah dari setiap hal atau moral value dari hal yang dateng ke kita, entah itu dia datang untuk membahagiakan atau menyengsarakan.
Bukannya baik atau buruk itu perihal bagaimana kita memandang sesuatu, ya?
Pada dasarnya, kalau aku percaya bahwa setiap hal tuh baik cuma kita tuh sering banget secara impulsif merespon dengan emosi, terlalu senang atau terlalu sedih, terlalu tertawa atau terlalu menangis, terlalu terbahak-bahak atau terlalu merengek-rengek. Kita hampir selalu lose control over things yang datang secara tidak terduga dan yang pergi secara tiba-tiba.
Pernah gak sih dalam kondisi seperti ini, kita punya temen nih, trus ada kalimat dan kata kata dia yang nyakitin perasaan kita. Perkataannya ini tuh ngga sekali, tapi sering. Nah, dalam kondisi ini, katanya, adalah saat yang tepat untuk cut off. Tapi, kalau aku personal, aku bakal take a break dulu dari pertemanan dengan dia atau interaksi dengan dia untuk sekedar memilah kembali setiap perkatannya, cara dia menyampaikan kalimatnya dan tindakan yang dia lakukan ke kita waktu ngomong itu. Aku bakal mencari tahu apakah dari penyampaiannya itu, dia bertujuan untuk mengejek atau sebenarnya ngasih tahu bahwa kita harus memperbaiki diri?
Kalau sudah ketahuan nih, ternyata dari cara dia menyampaikan perkataannya itu dan tidakannya itu lebih ke nyinyir dan julid, fix langsung cut off aja. Kita perlu jaga jarak dengan orang orang kayak gitu, bahkan kalau misal dia adalah teman yang kita anggap dekat. Karena mau bagaimana pun kita mencoba berpositif thinking, kalau dia sebenarnya mau merendahkan kita, dia akan selalu menemukan kesalahan kita. Bukannya membantu jadi yang lebih baik, malah di rendahin. Temen macam apa itu?! Dah lah, pergi aja. We all need supportive friend who will pull us from the sadness not friend who will push us into the valley of miseries.
Ada lagi kondisi, gini, temen kita suka banget ngasih tahu tentang hal yang sebenarnya perlu kita perbaiki, tapi karena kita keras kepala dan merasa paling benar, akhirnya kita cut them off, trus abis itu nyesel, soalnya sadar bahwa apa yang dia bilang ternyata bener. Sering gak sih?
Sekarang paham kan maksud dari "kita tidak bisa sembarangan cut off orang", apalagi kalau dalam kondisi "buta" atau "tuli", dimana rasanya semua perkataan orang itu salah dan kita doang yang bener. Kita bakal kehilangan orang-orang yang sebenarnya berperan sangat penting dalam hidup kita. Makanya, dipertimbangkan lagi sebelum memilih untuk cut people off.
Komentar
Posting Komentar